Assalamu’alaikum Ibu-ibu Menanti Mentari.
Saya seorang mantan istri yang pernah mendampingi suami SSA ( Same Sex Attraction). Kebetulan dulu sebelum menikah dia sudah bilang kalau dia HIV+, kala itu kami membuka bersama-sama hasil Lab secara jarak jauh.
Dia dulu bilang kalau dia sakit HIV karena tidak tahu sebabnya dan menyalahkan alat cukur dari tukang cukur, katanya kemungkinan dari itu. Nyatanya setelah 1 minggu menikah saya tahu bahwa dia pernah berada di jalan yang salah.
Namun saya tetap melanjutkan pernikahan dan berharap dia bisa berubah. Saya memintanya menghapus semua nomor kawan-kawannya serta menghapus second account-nya baik Facebook maupun Instagram. Katanya sih sudah dilakuin.
Tapi pada kenyataannya palsu, dia masih punya akun twitter alter dan telegram. Bahkan ada yg menamai kontaknya dengan ‘Namanya (plus) Ho*o Hornet Sudah Menikah’. Sedih sekali rasanya mengetahui semuanya, saat itu saya mencari kembali semuanya setelah 1 tahun tidak cek apapun (saya sangat percaya mantan suami saya) karena pada saat itu saya sudah ditalak. Sesuai hukum islam perempuan yang masih perawan tidak bisa dirujuk (tanpa pernikahan yang baru) dan tidak memiliki masa iddah (bisa ingatkan saya jika saya salah).
Setelah 1 tahun berada di Grup ini, kebetulan saya pendampingan dengan Kak Sinyo dahulu baru masuk grup, dulu harapan saya, saya mau meyakinkan diri saya bahwa mantan suami saya bisa saya dampingi dengan saya membaca inspirasi-inspirasi di sini. Menambah kesabaran saya dalam menghadapi suami. Tapi postingan pertama saya mendapat banyak hujatan, karena saya tidak tegas dengan diri saya sendiri.
Hari ini saya izin undur diri, saya mau pamit dari Grup, karena progress saya setelah bercerai sudah dalam tahap menerima dengan ikhlas.
Menutup tahun 1445 Hijriah, saya mungkin akan memberikan sedikit pandangan saya.
Selama mendampingi suami, saya tidak pernah menanamkan dalam hati bahwa suami saya SSA, bahkan ketika dia sudah HIV+ saya masih memberikan kesempatan untuk dia belajar agar melampiaskan dengan istri sahnya. Tidak takut tertular? Saya memang pemberani, saya tidak pernah takut tertular karena saya pastikan suami saya minum obat secara rutin dan disiplin, bukan karena agar tidak menulari saya, tetapi untuk memastikan dia tetap sehat. Dari sisi saya, baru saya meyakinkan suami bahwa aman dengan saya meminum PrEP.
Untuk Ibu-ibu yang masih berjuang mendampingi suami SSA, tetap semangat yaa. Semoga Allah mudahkan jalan Ibu-ibu semua. Serahkan dan pasrahkan semua kepada Allah, ingat baik-baik bahwa bahagianya kita bukan bergantung dari seorang manusia bernama suami, pun bukan bergantung kepada anak2 kita. Tapi semua bergantung kepada hubungan kita dengan Tuhan.
Saya pernah dengar ceramah Ustadzah Halimah seperti ini:
“Pahala ibadah kita belum tentu menyelamatkan kita tetapi hati yang bersihlah yang akan menyebabkan Allah ridho kepada kita”
Untuk para mantan istri dari mantan suami SSA, bersihkan hati kita ya dari kecewa, dendam, amarah. Bukan mereka yang hanya manusia yang menyakiti kita tetapi mereka hanya perantara dari Tuhan untuk sampaikan ujian dari-Nya. Semua yang terjadi adalah atas izin dan kehendak Tuhan, kita tidak bisa melawan takdir, tapi yang perlu diingat, jangan menisbatkan Tuhan memberikan takdir yang tidak baik. Karena bisa jadi yang kita anggap buruk adalah bentuk nikmat penyelamatan dari Tuhan. Ingat Ibu-Ibu, jalan ke depan itu kita tidak tahu. Tuhan mungkin tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi yang jelas Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan. Bisa jadi rencana Tuhan jauh lebih baik daripada rencana kita yang hanya seorang manusia.
Tetap semangat yaaa.. Saya pamit yaa.. Saya mau menata hidup tanpa menengok kembali ke belakang. Tanpa ingat lagi masa lalu saya.
Sumber: Grup Facebook ‘Menanti Mentari’