Perjalanan Hijrah

sumber gambar : https://artikula.id/wp-content/uploads/2018/06/taubat-768×512.jpg

ALLAH tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Nya

Masih banyak dari kita termasuk saya yang mungkin masih selalu mengeluh saat ALLAH menguji kita. Selalu bertanya – tanya kenapa aku yang harus menerima ujian ini, kenapa aku harus menjadi salah satu yang harus menerima ujian ini, adilkah ini Ya ALLAH ?, dan masih banyak lagi.

Ya itulah sifat alamiah manusia, namun jarang kita dan saya sadari bahwa kita selalu mengingnkan Surga namun apa yang telah kita perbuat untuk menuju Surga ?

Apakah amal soleh kita jauh lebih banyak dari dosa kita ? Rasanya dosa kita malah jauh lebih buanyak dibandingkan amal soleh kita.

Mulai berfikir kan kenapa ALLAH menguji kita ?

Bisa jadi saat ALLAH menguji kita itulah altenatif / jalan yang sedang ALLAH siapkan untuk kita dalam perjalanan menuju Surganya ALLAH, bukankah harusnya kita bahagia?

Ya itulah kita manusia termasuk saya sendiri.

Marilah teman – teman untuk kita selalu berprasangka baik kepada ALLAH tentang apapun yang telah menimpa kita, tentang apapun yang ALLAH ujikan kepada kita, karena sungguh pendahulu kitapun juga mendapatkan ujian yang bahkan lebih berat daripada kita.

Menuju Surga bagi kita manusia biasa bukanlah perkara mudah, tetapi jika kita ikhlas dalam menjalani apapun dan selalu berprasangka baik kepada ALLAH, insyaALLAH semua akan terasa mudah dan tanpa diduga – duga.

Seperti kisah dibawah ini yang mengajarkan bagaimana sikap kita saat ALLAH sedang memberikan kita ujian.

Ingin medapatkan dunia saja harus melalui berbagai jurang terjal, lha ini Surga yang tingkatannya juauh lebih tinggi tak terhingga dibandingkan dunia, pantaskah untuk memasukinya tanpa melalui ujian?

Simak kisahnya

Oleh : Langit Senja

Mengenal peduli sahabat 2014-2019

Tahun 2016, ada mahasiswa psikologi yang memintaku untuk menjadi respondennya dalam penelitian skripsi. Awalnya ragu, tapi kemudian meyakinkan diri untuk menyanggupi. Walau sadar, akhirnya akan bertambah orang yang mengenalku sebagai SSA.

Wawancara demi wawancara sudah aku lewati. Sampai kemudian, dia mengenalkanku pada peduli sahabat. Dia tahu grup ini dari dari buku yang ditulis kak Sinyo Egie.

Alhamdulillah, waktu itu aku bersyukur banget bisa kenal dengan peduli sahabat. Karena aku menemukan teman-teman yang senasib seperjuangan. Menemukan orang – orang yang menerima dan mendukung perjuangan kami.

Dan yang paling penting aku punya konsep diri yang baru. Aku gak lagi merasa minder, merasa gak percaya diri, merasa gak layak dan berbagai hal negatif lainnya.

Sejak kenal kak Sinyo Egie dan Peduli Sahabat, aku punya semangat dan cita – cita ingin seperti kak Sinyo. Menolong teman – teman yang punya masalah sama denganku. Menjadi teman berbagi pengalaman jatuh bangun hijrah.

Dan Alhamdulilah, dua kali ALLAH memberi kesempatan padaku untuk bertatap muka langsung dengan kak Sinyo dan ikut pelatihan dari beliau. Dan saat ini, aku sedang belajar menerapkan ilmu yang aku dapat dari beliau.

Sejak mengenal peduli sahabat dan punya konsep diri yang baru, aku juga semakin percaya diri untuk bisa terbuka tentang ke-SSA-anku pada orang – orang terdekat. Tujuannya, agar aku bisa mengajak mereka berpikir terbuka dan tahu bahwa gak semua orang yang punya kecenderungan menyukai sesama jenis itu hanya memikirkan nafsu semata.

Bahwa ada diantara mereka yang berjuang keras untuk hijrah dan butuh dukungan. Bahwa ada diantara mereka yang masih berpikir dan bertindak waras. Bahwa ada diantara mereka yang ingin hidup normal seperti yang lainnya.

Dan akhirnya, aku menemukan orang – orang yang menerimaku, mendukungku dan selalu memberi semangat untuk bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Proses hijrahku sama dengan teman – teman SSA yang lain. Penuh drama jatuh bangun. Pernah berpikir untuk bunuh diri, pernah ingin menjual diri sebagai PSK sesama jenis, pernah merasa benci, jijik dan muak pada diri sendiri, pernah membenci Tuhan, pernah ingin membunuh dan balas dendam pada orang yang melukaiku di masa kecil dan seabrek perasaan negatif lainnya.

Alhamdulillah semua itu tak pernah terealisasi. Sampai sekarangpun, aku tak pernah punya pasangan sesama jenis. ALLAH selalu menarik tanganku untuk bangkit saat aku hampir terjatuh ke jurang maksiat.

Saat ini aku sepenuhnya menyadari, bahwa apapun takdir kita itulah yang terbaik. Ada hikmah yang luar biasa yang sedang ALLAH siapkan. Walau kita belum menemukannya saat itu juga, teruslah berada di jalan ALLAH.

Bersabar dengan aktif dan teruslah mencari solusi terbaik. Lakukan hal-hal positif agar tak ada celah untuk meratapi takdir. Cintai dirimu, cintai semua ujian – ujianmu dan cintai semua kesulitanmu. Agar ALLAH mencintaimu dan menguatkan hatimu untuk menjalani hidupmu yang istimewa.

Terima kasih kak Sinyo Egie. Semoga ALLAH memberkahi perjuangan kakak dan memberkahi keluarga kakak. Untuk teman – teman seperjuangan, semangat berjuang dan semoga ALLAH menguatkan langkah kita untuk tetap berada di jalan ALLAH.

Bumi Allah
31 Desember 2019

Salam Peduli Sahabat

sumber kisah : https://web.facebook.com/groups/pedulisahabat2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *