Monthly Archives: March 2020

Layanan Peduli Sahabat

Puji syukur Alhamdulillah atas rahmat Allah Subhanahu Wata’ala sejak Peduli Sahabat menjadi Yayasan resmi berbadan hukum. Peduli Sahabat terus berusaha untuk selalu memberikan pelayan terbaik dan menjadi sahabat bagi teman-teman yang membutuhkan konsultasi maupun pendampingan.

Melihat perkembangan di era kemajuan jaman dan digital saat ini, tak jarang kebiasaan dan gaya hidup perilaku manusia pun cenderung banyak berubah. Dan dengan adanya perubahan tersebut pasti juga akan memberikan dampak tersendiri mulai dari dampak positif maupun negatif.

Peduli Sahabat melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh era kemajuan jaman dan digital juga perubahan kebiasaan atau gaya hidup perilaku manusia telah menimbulkan berbagai masalah dan keresahan di lingkungan masyarakat.

Mulai dari kecanduan gadget, kecanduan pornografi, kasus kejahatan seksual yang kian meningkat, kasus perundungan yang juga kian meningkat, dan juga kasus remaja atau orang melakukan hubungan seksual sebelum menikah juga sudah memprihatinkan.

Tentunya dari masalah-masalah seperti yang tersebut pasti akan menimbulkan korban. Siapa korbannya ?

Kalau tidak diri sendiri, orang lain, pasti orang terdekat seperti keluarga atau orang tua.

Melihat berbagai masalah tersebut Peduli Sahabat ingin memberikan pelayanan lebih dari yang dulunya Peduli Sahabat fokusnya memberikan pelayanan dan menjadi sahabat bagi teman-teman non-heteroseksual yang ingin tetap selalu berjalan di jalan Allah yaitu menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya atau heteroseksual.

Kini Peduli Sahabat juga memberikan pelayanan dan menjadi sahabat bagi teman-teman yang merasa keluarganya atau teman-teman sendiri telah mengalami atau telah terdampak dari efek negatif yang ditimbulkan di era kemajuan jaman dan digital saat ini.

Dengan mengucap Bismillāhirraḥmānirraḥīm sejak tahun 2019 visi dan misi Peduli Sahabat :

Visi

Menjadi sahabat bagi individu yang mempunyai orientasi seksual atau identitas seksual non-heteroseksual, individu yang maniak gadget/game/pornografi, individu yang mengalami perundungan, individu yang mengalami pelecehan/kekerasan seksual, individu yang melakukan seks pranikah, dan keluarga serta orang terdekatnya untuk menjalani hidup sebagai manusia beradab.

Misi

  • Memberikan pendampingan dan konsultasi individu yang merasa bermasalah dengan orientasi seksual dan identitas seksualnya, individu yang maniak gadget/game/pornografi, individu yang mengalami perundungan, individu yang mengalami pelecehan/kekerasan seksual, individu yang melakukan seks pranikah, baik pribadi yang bersangkutan atau pendampingan kepada keluarga dan orang terdekatnya.
  • Membentuk organisasi pendampingan profesional melalui sumber daya manusia yang solid, kompeten, dan amanah.
  • Memberikan edukasi tentang permasalahan orientasi seksual, identitas seksual, kecanduan gadget/game/pornografi, perundungan, pelecehan/kekerasan seksual, dan aktivitas seks pranikah kepada masyarakat
  • Membangun jaringan dengan individu dan organisasi lewat penelitian dan kerjasama sesuai dengan visi terkait.

Tujuan

Menjadikan individu yang lebih berkualitas dalam mewujudkan masyarakat yang beradab.

Dan kami Peduli Sahabat adalah sebuah Yayasan yang murni berbasis sosial dan memberikan pelayanan sosial secara gratis tidak berbayar.

Semoga Peduli Sahabat akan terus menebar kebaikan dan manfaat bagi teman-teman semuanya.

Salam Peduli Sahabat.



Trauma Bullying

Kasus bullying dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, bagai fenomena gunung es kasus yang terlihat lebih sedikit daripada kasus yang tidak terlihat.

KPAI mencatat dalam rentang waktu 2011 sampai 2019 ada 37.381 pengaduan kekerasan pada anak, untuk kasus bullying sendiri baik dilingkungan sekolah maupun media sosial terdapat 2.473 laporan dan terus meningkat.

Trauma yang didapat oleh korban bullying kadang menjadikan para korban bullying menjadi tambah tidak percaya diri dalam bersosialisasi dengan sesama apalagi jika korban bullying adalah orang yang cenderung tertutup dan tidak mau menceritakan masalahnya dampaknya akan lebih bahaya lagi. Telah terjadi berbagai kasus bullying yang menyebabkan korban depresi berat hingga titik terburuknya sampai nekat mengakhiri hidupnya sendiri.

Bagaimana cara melepaskan trauma dari pembully-an ?

Jika terjadi trauma yang berkepanjangan pada diri korban maka sebaiknya meminta bantuan ahli misalnya kepada konselor BK, lanjut ke psikolog, atau jika memerlukan bantuan obat-obatan baru mendatangi psikiater.

Kebanyakan bullying memang akan membuat trauma si korban namun belum tentu trauma itu berkepanjangan tergantung situasi dan kondisi baik si korban atau lingkungannya.

Secara alami sebenarnya setiap manusia sudah diberi kemampuan untuk mengatasi tekanan dan stress termasuk yang datang dari bully-an.

Di Peduli Sahabat kita memberikan arahan bagaimana melangkah atau bertindak jika kita mengalami bullying termasuk apabila mengalami trauma. Trauma akan diarahkan untuk ditanggulangi sendiri dulu namun kalau dirasa oleh klien bantuan Peduli Sahabat belum bisa menyelesaikan traumanya maka disarankan untuk mendatangi ahlinya karena sering untuk trauma berkepanjangan memerlukan bantuan ahli di bidangnya.

Penanganan yang tepat dan mau membuka diri untuk menceritakan masalah yang dialami korban akan semakin mengurangi dampat buruk akibat bullying. Dukungan penuh dari keluarga terutama dan lingkungan juga memiliki peran penting dalam pemulihan trauma bullying.

Pemberian edukasi, pengarahan, dan juga pengawasan harus selalu diberikan oleh setiap orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan pelaku atau korban bullying harus memberikan perhatian extra.

Salam Peduli Sahabat

Speak Up !!!! Lawan Kejahatan Seksual

Maraknya kejahatan seksual saat ini semakin membuat kegelisahan dan kekhawatiran bagi banyak orang, khususnya bagi kalangan perempuan dan anak-anak.

Perempuan dan anak-anak kerap menjadi korban kejahatan seksual baik pelecehan seksual secara fisik, verbal, maupun nonverbal. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan segenap masyarakat bahwa kejahatan seksual sudah semakin memprihatinkan

Dampak psikologis mental yang akan didapatkan bagi para korban tindak kejahatan seksual juga tidak semerta-merta akan hilang dengan sendirinya butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka mental yang sangat membekas pada ingatan.

Baru baru ini telah terbongkar sebuah kasus tindak kejahatan seksual berupa pelecehan seksual. Pelaku yang mengaku sebagai terapis psikologi ini bermodus mengajak client/pasiennya ke kamar hotel untuk melakukan sesi terapi dengan alasan proses terapi pelaku melakukan tindakan-tindakan diluar batasa sebagai trapis. Kasus ini baru terbongkar setelah ada seorang yang berani speak up dan berani menelusuri jejak kejahatan tersebut. Perlu diketahui juga terapis tersebut sudah banyak dikenal dikalangan masyarakat luas dan punya channel youtube.

Singkat cerita, ada salah seorang selebgram yang akan diajak kolaborasi oleh si terapis untuk membuat konten youtube. Namun ditengah percakapan sebelum kesepakatan kolaborasi di sebuah media sosial terdapat kejanggalan saat si terapis memberikan penjelasan soal psikologi. Mulai dari situlah selebgram tersebut mencari tahu siapa sebenarnya si terapis ini, background pendidikannya apa, latarbelakangnya apa, dan lain-lain. Dari penelusuran selebgram tersebut ditemukan bahawa si terapis ini ternyata tidak mempunyai ijin dan tidak terdaftar di SIK HIMPSI ( Sistem Informasi Keanggotaan Himpunan Psikologi Indonesia).

Dari hasil penelusuran itulah kemudian selebgram tersebut mengunggahnya di akun media sosialnya. Semakin viral unggahan tersebut akhirnya membuat banyak korban yang tadinya takut, masih tarauma dengan kejadian tersebut dan tidak berani speak up kemudian mulai berani mengungkap kejahatan seksual yang telah dilakukan si terapis melalui akun media sosial selebgram tersebut.

Para korban menghubungi selebgram tersebut melalui DM dan melalui akun media sosialnya selebgram tersebut membantu para korban dengan mengunggah bukti pelecehan seksual yang telah dilakukan si terapis. Kasus ini akhirnya dilaporkan kepada pihak yang berwajib dan tengah diproses.

Dari kasus ini, para korban tindak kejahatan seksual sebenarnya membutuhkan wadah dan tempat untuk melaporkan tindakan kejahatan seksual yang telah diterimanya dan mereka yang telah menjadi korban sangat membutuhkan pendampingan dan dukungan moril penuh dengan harapan akan menguatkan dirinya untuk tidak terjebak dalam trauma berkepanjangan dan berani speak up melaporkan tindak kejahatan seksual.

Pihak pemerintah harus lebih serius menangani ini, masih banyak masyarakat atau korban yang masih bingung apa yang harus saya lakukan ketika mendapatkan atau mengetahui tindak kejahatan seksual. Apabila sudah ada sistem untuk pelaporan tindak kejahatan seksual dan pendampingan untuk korban kejahatan seksual. Lakukanlah sosialisasi kepada para masyarakat dan instansi apaun itu tentang tata cara pelaporan tindak kejahatan seksual sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di negara kita dikarenakan kejahatan seksual bisa terjadi dimana saja. Lakukanlah juga sosialisasi di media sosial atau melalui iklan layanan masyarakat di televisi. Dan juga berikanlah perlindungan kepada para pelapor ataupun korban agar tidak ragu lagi untuk melaporkan tindak kejahatan seksual yang telah diterimanya.

Apa yang dilakukan oleh selebgram tersebut terbukti sangatlah membantu dan mungkin mengurangi beban mental yang selama ini para korban kejahatan seksual pendam. Mereka para korban kejahatan seksual yang selama ini hanya memilih diam ataupun takut dengan berbagai ancaman yang telah diberikan oleh pelaku kejahatan seksual akhirnya memiliki wadah untuk berani melaporkan tindak kejahatan seksual tersebut.

Dan juga kepada masyarakat masih memiliki kultur menganggap apa yang telah dialami korban kejahatan seksual adalah merupakan aib yang harus dituttupi haruslah mulai peduli dan membuka diri bahwa korban kejahatan seksual butuh keadilan untuk melaporkan tindak kejahatan seksual dan mendapatkan pendampingan. Rangkul mereka berikan dukungan dan motivasi agar tetap bisa menjadi pribadi yang baik dan tidak terjebak dalam trauma atau paradigma masyarakat yang masih memberikan konotasi negatif terhadap korban kejahatan seksual.

Semoga dengan semakin berani speak up dan melaporkan tindak kejahatan seksual makin berkurang tingkat kejahatan seksual yang terjadi.

Mari bersama sama berantas tindak kejahatan seksual !!!

Apakah Orientasi Seks Sesama Jenis Berdosa ?

Sebelum kita bahas mengenai apakah orientasi seks sesama jenis berdosa? mari kita bahas dulu bagaimana tentang tindakan berniat buruk dan bagaimana menghukuminya menurut Islam.

Hukum Berniat Buruk

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu ‘Abas -radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah meriwayatkan dari Rabb-nya, yang berfirman:

”… وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَة…“
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]

“.. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia tidak mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kejahatan”. [HR. Bukhari-Muslim, potongan hadits]

Perlu diketahui bahwa pembahasan tentang hukum niatan buruk seseorang dirinci ke dalam 5 hal sebagai berikut:

1. Seseorang berniat dengan suatu keburukan dengan hatinya (dan ini bukan haditsun nafs/bisikan dalam hati yang lewat begitu saja). Akan tetapi setelah mempertimbangkan, akhirnya niatan amalan itu ia tinggalkan karena Allah. Maka ia diberi 1 pahala kebaikan yang sempurna.
Maka di sini, meninggalkan suatu perbuatan dianggap sebagai amalan, meski ia tidak melakukan apa-apa. Tetapi karena niatnya untuk Allah, maka ia diberi pahala.

Contohnya :
Seorang pemuda yang diajak berpacaran sehingga ia pun berniat melakukan pacaran. Akan tetapi setelah ia pertimbangkan lagi, ia tidak jadi melakukan perbuatan tersebut karena mengingat betapa banyaknya dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang haramnya berpacaran. Maka baginya pahala karena telah meninggalkan kejelekkan karena Allah.

Ini menunjukkan kebaikan dan keutamaan Allah subhanahu wa ta’ala, yang mana rahmat-Nya mendahului murka-Nya. Meski seseorang sudah berniat buruk, lalu niatan tersebut ia urungkan. Ia tidak hanya dihindarkan dari dosa, tetapi juga mendapat pahala.

2. Seseorang yang berniat dengan keburukan, serta ber’azzam, tapi ia lemah terhadap amalan yang ia niatkan, dan tanpa disertai menempuh sebab keburukan tersebut sehingga ia tidak mengamalkan keburukan tersebut. Maka dituliskan baginya 1 kejelekan/dosa, tetapi berbeda dengan dosa orang yang mengamalkan.

Contohnya :
Sebagaimana yang dikabarkan nabi -shallallahu’alaihi wasallam- dalam sebuah hadits yang dikeluarkan Imam At-Tirmidzi yang dishahihkan Syaikh Al-Albani, tentang seseorang yang berkata :

لَوْ أَنَّ لِي مَالاً لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ

Kalau saya memiliki harta maka saya akan berbuat seperti perbuatan fulan (yang kaya -pent). Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan: “Dia dengan niatnya maka dosa keduanya sama’ “.

Maka orang yang berniat tersebut dituliskan baginya 1 kejelekan. Tapi tentunya nilai kejelekannya berbeda dengan orang yang beramal. Ditetapkan dosa baginya hanya atas niatnya tersebut.

3. Seseorang yang berniat dengan keburukan, dan ia berusaha menempuh sebab, tetapi ia lemah dalam mengamalkannya, atau tidak tidak mampu mengamalkannya. Maka ia mendapatkan hukuman atau dosa sebagaimana seseorang yang mengamalkan kejelekan tersebut.

Contohnya:
Seorang pelajar yang sedang menempuh ujian. Ia sudah mempersiapkan contekkan dan sudah berusaha mencari kesempatan untuk membuka contekkan tersebut. Akan tetapi gagal terus karena pengawasan yang begitu ketat, hingga akhirnya usai ujian dan ia tidak berhasil mencontek. Maka ditetapkan baginya dosa atas niatan mencontek tersebut. Mengapa? Karena, andaikata ada kesempatan ia akan melakukan keburukan tersebut.

Hal ini berdasarkan hadits:

إذا التقى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ» قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ «إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صاحبه

Jika dua orang muslim saling membunuh dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang dibunuh sama-sama masuk neraka. Para ṣahabat bertanya, ‘Ya Rasulullāh, si pembunuh memang pantas masuk neraka, lantas kenapa yang dibunuh juga masuk neraka?’. Beliau menjawab, ‘Karena sesungguhnya dia juga ingin membunuh saudaranya tersebut’ ” (HR. Bukhāri-Muslim)

Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang yang terbunuh juga dimasukkan ke neraka. Hal ini karena ia juga berniat membunuh saudaranya, tetapi karena kelemahannya, akhirnya ia yang terbunuh.

Dari sini juga dapat diambil faidah bahwasannya seseorang yang kepergok berusaha atau menyusun alibi dalam melakukan tindak kejelekkan seperti mencuri, merampok, korupsi, dan yang lainnya, ia dikenai hukuman atas tindakannya. Meski ia belum melakukan tindakan kejelekan tersebut, ia sudah memiliki niat yang kuat dan sudah menempuh usaha. Maka berdasarkan hukum syar’i ia tetap terkena hukuman, tetapi tentu kadarnya beda dengan orang yang sudah terbukti melakukan tindak kejelekan tersebut.

4. Seseorang berniat dengan keburukan. Akan tetapi ia belum menempuh sebab dan tidak jadi mengerjakan keburukan tersebut karena berbagai alasan seperti malas, bosan, atau tendensi-tendensi dunia lainnya, atau karena ia tidak mengerti hukum syar’i tentang perbuatan buruk tersebut. Maka dia tidak mendapatkan pahala dan tidak pula dosa.

Contohnya:
Seseorang pemuda muslim yang suka menggunakan celana di atas mata kaki dengan alasan lebih bersih dan suci. Atau mungkin bahkan karena saat itu model celana di atas mata kaki masih ngetrend sehingga ia pun ikut-ikutan. Karena ia dalam keadaan tidak melanggar syari’at maka ia tidak berdosa, dan karena nianya bukan karena menjalankan syari’at, maka ia tidak mendapat pahala.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya” (HR. Bukhāri dan Muslim)

5. Seseorang yang berniat dengan keburukan, ia menempuh sebab dan mengamalkannya.
Maka baginya sayyi-ah wāhidah (satu kejelekan). Baginya dosa atas niatnya dan amalan yang merupakan realisasi atas niat buruknya tersebut.

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Al An’am: 160)

-Wallahua’lam bishshowab, wa nas’alullah ‘ilman nafi’a

[Faidah kajian bersama Al Ustadz Abu Idris -hafizhahullah- membahas hadits arbain, di Madrasah Islamiyyah Darusunnah, Jogjakarta]

Posted by almisykats ⋅ October 16, 2012

Sumber artikel : https://almisykats.wordpress.com/2012/10/16/rincian-hukum-berniat-buruk/

Lalu bagaimana dengan orientasi seks sesama jenis apakah berdosa ?

Kalau tindakan seksual sesama jenis iya jelas berdosa, bagaimana dengan orientasi seks?

Agar mudah dipahami, orientasi seksual seseorang itu dalam Islam disamakan dengan hadiitsun nafs (bisikan dalam hati) , belum dihukumi apa-apa menurut para ulama karena memang salah satu peran Iblis selalu membisikkan hal-hal jahat dan buruk agar anak cucu Adam mengikuti Iblis.

Dari bisikan hati itu jika kita lanjutkan bisa muncul al hamm (keinginan/angan-angan) atau bahkan pada kasus tertentu langsung dari bisikan hati menjadi niat dan bahkan meningkat menjadi azimah (tekad) tanpa melewati keinginan/angan-angan.

Al hamm untuk kasus tertentu sudah bisa dikatagorikan berdosa jika menghabiskan waktu secara percuma atau berpanjang angan.

Niat atau bahkan azimah masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan menurut beberapa ulama yang bisa menjadikannya jatuh ke dalam dosa atau tidak (bahkan berpahala jika membatalkan niat buruk).

Orientasi seks sesama jenis (ssa = same sex attraction atau bisa juga disebut homoseksual) dihukumi sebagai bisikan buruk. Jika bisikan itu diteruskan lewat berpanjang angan atau bahkan sampai berniat dan bertekad buruk namun dibatalkan dengan bersabar dan selalu mengingat peringatan Allah akan haramnya tindakan seksual sesama jenis maka akan mendatangkan pahala secara terus-menerus.

Salam Peduli Sahabat


Korsel Atasi Kecanduan Gadget

Kecanduan gadget saat ini memang bukan merupakan hal tabu lagi, smartphone sebuah alat yang telah menjadi kebutuhan seperti layaknya saat kita lapar.

Tidak mudah memang menangani kecanduan gadget, karena disana terdapat fasitilas yang lebih menarik walaupun hanya sekedar geser-geser layar entah itu berfaedah atau tidak.

Jadi hal biasa juga jika sekarang saat kita nongkrong nongkrong sudah tidak ada komunikasi langsung antar sesama, semua sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Berjuta peringatan bahaya kecanduan gadget sudah menjadi hal biasa, tak ada rasa takut sedikitpun.

Namun berbeda hal dengan salah satu negara pemilik brand besar smartphone pintar yang terkenal di dunia memiliki cara tersendiri bagaimana cara menangani kecanduan gadget.

Jakarta, CNN Indonesia — Korea Selatan tengah menghadapi kecanduan gadget. Anak muda, khususnya remaja, di Negeri Ginseng itu sulit lepas dari ponsel pintar mereka.

Tengok saja Yoo Chae-rin, seorang remaja Korsel berusia 16 tahun. Pada pukul 4 dini hari, dia sadar telah menggunakan ponsel pintarnya selama 13 jam ke belakang. Padahal, kurang dari tiga jam ke depan, dia harus sudah berada di sekolah.

“Meski saya tahu kalau saya harus berhenti menggunakan ponsel pintar, tapi saya terus melakukannya,” ujar Chae-rin.

Chae-rin hanya satu dari sekian banyak remaja Korsel yang mengalami adiksi gawai.

Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah Korsel menyelenggarakan kamp pusat detoksifikasi untuk remaja yang kecanduan gadget. Di pusat detoks ini, remaja bakal dikumpulkan dan diterapi agar lepas dari candu terhadap gawai.

Korsel merupakan negara dengan kepemilikan ponsel pintar tertinggi di dunia. Pada 2018, 98 persen remaja Korsel menggunakan ponsel pintar.

Berdasarkan temuan Kementerian Sains dan Teknologi Informasi Korsel, 30 persen anak muda usia 10-19 tahun terlalu tergantung pada ponsel pintar. Terlalu tergantung pada gawai membuat anak mengalami penurunan kontrol diri.

Tahun ini, Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korsel menggelar 16 kamp pusat detoksifikasi untuk 400 siswa sekolah menengah.

“Saya pikir mereka mengirim anak-anak ke sini [kamp pusat detoksifikasi] karena rasa putus asa mereka untuk mendapatkan bantuan ahli,” ujar Direktur Pusat Konseling dan Kesejahteraan Pemuda, Gyeonggi-do, yang mengelola kamp untuk remaja di Provinsi Gyeonggi Utara, mengutip CNN.

Pusat detoksifikasi ini bisa diikuti dengan gratis. Remaja atau orang tua hanya perlu membayar biaya makanan sebesar 100 ribu won atau Rp1,2 juta untuk dua minggu.

Setiap perkemahan akan berisi 25 siswa. Remaja laki-laki dan perempuan akan menempati kamp yang terpisah.

Di kamp detoksifikasi yang jauh dari kota itu, remaja akan mengikuti sejumlah kegiatan seperti berburu, kesenian dan kerajinan tangan, serta olahraga.

Mereka juga mendapatkan sesi konseling secara perorangan, kelompok, dan keluarga untuk membahas penggunaan telepon. Lalu, 30 menit jelang tidur, siswa akan melakukan meditasi.

Selama beberapa hari pertama, remaja umumnya akan terlihat menderita karena jauh dari gadget.

“Pada hari ketiga baru mereka bisa berubah. Mereka mulai senang bergaul dengan teman-teman,” kata Yoo Sun Duk.

Pusat detoksifikasi ini memberikan manfaat bagi remaja yang kecanduan telepon genggam. Chae-rin adalah salah satu peserta yang bisa lepas dari gawai.

Biasanya, Chae-rin bisa menggunakan telepon hingga tujuh jam sehari. Setelah mengikuti pusat detoksifikasi, penggunaan gawai berkurang menjadi 2-3 jam perhari.

“Sebelumnya, bahkan jika saya berpikir di kepala saya bahwa saya harus berhenti, saya tidak bisa. Tetapi sekarang, jika saya ingin berhenti, saya dapat segera berhenti.” kata Chae Rin

Tim, CNN Indonesia | Kamis, 31/10/2019 11:01 WIB

Tidak bisa dipungkiri memang saat ini smartphone telah menjadi kebutuhan yang penting bukan hanya memudahkan dalam hal komunikasi namun hal lainnya juga bisa terbantu dengan adanya smartphone.

Namun disini bagaimana kesadaran dan kewaspadaan orang tua juga sangat penting, bagaimana ketegasan dan kebijaksanaan dalam memberikan gadget pada anak.

Terutama saat anak sudah mulai beranjak remaja, orang tua harus lebih tegas dalam memberikan kebebasan bermain gadget, entah bagaimana rule metodenya pastilah orang tua sudah mengerti karakteristik anaknya, dari situlah terapkan aturan agar anak bisa lebih bijak menggunakan gadgetnya.

Dan juga ciptakan hubungan baik antara orang tua, jangan sampai anak menjadi sungkan saat ingin berbicara dengan orang tua. Luangkanlah waktu walaupun hanya sebentar untuk sekadar ngobrol atau bercanda dengan anak. Jangan sampai gadget menjadi pelarian saat tidak ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

Karena mungkin itulah salah satu awal sebab anak kecanduan dengan gadgetnya.

Sumber artikel : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191021132303-255-441482/belajar-dari-korsel-cara-mengatasi-kecanduan-gadget-remaja