Sudah menjadi fitrahnya jika manusia diciptakan berpasang – pasangan, tapi juga manusia pun pasti tak luput akan mendapatkan ujian dari ALLAH dengan tujuan untuk menguji seberapa kuat iman kita dan yang pastinya dibalik ujian dari ALLAH pasti sedang ada hal baik yang sedang menunggu sebagai hikmah dari ujian tersebut.
Pernikahan merupakan dambaan setiap insan manusia, berkeluarga memiliki keturunan dan bisa saling menguatkan satu sama lain. Dan dari pernikahan pula akan memberikan banyak pelajaran hidup yang mana menyatukan dua hati yang berbeda memanglah bukan suatu hal yang mudah.
Ya memang tidak mudah menyatukan dua hatu yang berbeda.
Terlebih pasti kita tidak tahu bagaimana kehidupan pasangan kita sebelumnya, bagaimana masa lalunya.
Seperti yang ada pada kisah yang satu ini, yang mana diketahui bahwa ternyata pasangannya (suami) adalah seorang SSA, namun yang patut dijadikan teladan bahwa si istri memilih untuk bertahan dengan waktu tertentu sambil berdoa dan berikhtiar agar kelak semoga suaminya bisa segera berubah kembali sesuai fitrahnya sebagai seorang suami.
Simak kisahnya
Upaya untuk tetap sehat jiwa saat memilki suami yanng ternyata SSA.
Pengalaman pahit kadang – kadang mengajarkan sesuatu pada kita. Seperti halnya yang saya alami beberapa waktu terakhir saat mengetahui ternyata pasangan (suami) SSA.
Awalnya memang pahit terdapat getir sekali. Tetapi jangan terlalu lama bersedih hati, segeralah “move on” walau rasa kecewa masih hilang timbul.
Segera berbenah diri, perbaikilah yang mash bisa diperbaiki, tinggalkan jika memang tidak layak dipertahankan.
Ada 3 option dari kak sinyo : 1. Bercerai 2. Bertahan 3. Bertahan dlm waktu tertentu
Setelah konsultasi sana sini dan perenungan diri saya mengambil sikap untuk bertahan dalam waktu tertentu dengan “syarat dan ketentuan berlaku”.
Tentu saja syaratnya adalah berjirah dan istiqomah dijalan yang lurus.
Dalam waktu tertentu saya maksudkan selama anak – anak belum dewasa dan masih butuh figur seorang ayah.
Seperti yang kita tahu bagi para istri yang ternyata memiliki pasangan (suami) SSA bertahan / berpisah sama – sama bukan hal yang mudah.
Dengan pilihan option ketiga tersebut memberikan harapan bahagia bagi saya untuk berharap yang lebih baik dengan berbagai ikhtiar dan doa mendampingi suami dalam proses hijrahnya.
Tetapi juga untuk antisipasi hal yang buruk, juga harus mempersiapkan segala macam kemungkinan.
Berikut langkah – langkah yang saya lakukan :
1. Mendekatkan diri pada Alloh
2. Punya daftar pendamping untuk konsultasi seperti psikolog / rohaniawan yang dikunjungi.
3. Bergabung dengan kelompok sosial yang positif seperti majelis taklim / lembaga sosial / keagamaan
4. Pererat dan jalin kembali silaturahmi / komunikasi dengan sanak keluarga ( untuk antisipasi bila perpisahan benar – benar terjadi kita akan sangat butuh dukungan )
5. Bersikap terbuka dalam pergaulan, berteman dengan orang – orang sholeh, jangan menutup diri.
6. Belajar tentang ilmu agama, parenting, seksual, keluarga, termasuk belajar prosedur perceraian. Buat daftar yang harus didatangi bila terjadi perceraian. Komunikasikan hak pengasuhan anak, dan persiapan pendidikan anak / jaminan kesehatan.
7. Inventaris uang simpanan, harta benda dan surat – surat berharga. Buat daftar yang harus dibagi dan pemiliknya.
8. Jika mampu usahakan rumah tinggal lebih dari satu ( buat rumah baru ), duplikasi kebutuhan hidup menjadi dua, agar mudah bila sewaktu – waktu berpisah.
9. Bijaksana mengelola keuangan, bila tidak bekerja mulailah menyisihkan uang untuk disimpan. Jika perlu mulai bisnis kecil – kecilan agar jika berpisah sudah punya penghasilan sendiri.
10. Berusahalah untuk mandiri tidak banyak tergantung kepada suami, Punya penghasilan sendiri, bisa berkendaraan sendiri, bisa mengasuh anak – anak sendiri.
11. Jangan terlalu berharap / bergantung pada manusia (suami) bergantung-lah sepenuhnya pada ALLAH. Teladani Rasulululloh.
12. Mencintai dan membenci sesuatu karena ALLAH, dan tinggalkan sesuatu juga karena ALLAH.
13. Buat perjanjian tertulis dengan suami
14. Kumpulkan / dokumentasikan segala bentuk temuan – temuan, seperti rekaman chat, dvd atau apapun.
15. Hargai dan cintailah diri sendiri. Sesekali refresing, olahraga, menekuni hobi, perawatan diri ke salon, jalan – jalan.
16. Dampingi suami mendapatkan terapi / pendampingan. Jangan beri toleransi / penerimaan untuk penyimpangan seksualnya.
17. Mungkin sesekali harus jadi detektif bagi suami dan jalani prosesnya, serahkan hasilnya pada Yang Maha Kuasa.
18. Berserah diri pada ALLAH. Mintalah untuk selalu ditemani apapun yang terjadi dalam hidup ini.
Demikian dari saya, semoga beberapa langkah atau juga saran bagi para ibu / istri yang sedang berjuang menghadapi ataupun juga mendampingi pasangannya ( suami ) yang ternyata SSA bermanfaat, tetap berprasangka baik kepada ALLAH, semoga ALLAH segera beri pertolongan dan apapun akhirnya nanti selalu serahkan, pasrahkan kepada ALLAH.
Salam Peduli Sahabat
Sumber kisah : https://web.facebook.com/groups/menantimentari/ ((group khusus dari Peduli Sahabat yang menampung suami atau istri (juga para simpatisan) yang pasangannya diketahui berorientasi non-heteroseskual))
*saya membagikan cerita ini untuk jadi pelajaran. Mohon maaf, jika ada kata – kata yang tidak sopan.
Si A lahir dari keluarga biasa seperti umumnya manusia (memang begitu kan, hehehe), hidupnya jauh dari kota. Ayahnya bekerja pagi sampai sore, ibunya seorang ibu rumah tangga kegiatannya masak, beres – beres rumah, kadang ke kebun. Sifat ayah dan ibu memang agak pendiam.
Baiklah cerita ini dimulai saat si A mulai bisa mengingat secara sadar, mungkin usia 4 – 5 tahun, saat usianya segitu, selidikilah karakter bermainnya. Teman sepermainannya kebanyakan perempuan, di saat anak laki – laki seusianya termasuk saudara laki – lakinya memilih bermain dengan anak laki – laki juga.
Permainan yang dimainkan si A apalagi kalau bukan boneka-bonekaan, main lompat tali karet, juga masak – masakan. Hapus saja dari bayangan kamusnya dia bermain kelereng, layangan, menjahili anak perempuan sampai menangis (yang ada malah dia yang dijahili sampai menangis), jangan harap ada main gasing. Kalaupun main bola bersama laki – laki cuma sekadar ikut tanpa dijiwai. Pernah suatu ketika tetangganya, seorang remaja laki – laki usia SMP atau SMA mengajak si A ke kamar dan mojok untuk dipaksa berbuat hal yang tidak senonoh. Ini pengalaman seksual pertama baginya.
Tibalah si A memasuki usia SD. Teman permainannya masih sama yang terdekat adalah teman perempuan. Sering dilihatnya teman laki – laki mengganggu teman perempuan ataupun teman laki – laki mengganggu teman laki – laki juga, hatinya cuma miris, tidak mampu mencegah. Ada perasaan benci kepada laki – laki.
Saat kelas 2 – 6 SD sering jadi target bully kakak kelas, kadang teman sekelas. Bully-nya berupa dielus – elus kulitnya karena kulitnya halus seperti perempuan. Atau diambil topinya (kebetulan si A kecil sangat suka dengan topi sehingga sering pakai topi ke mana – mana). Dia sebenarnya ingin sekali ikut bermain dengan anak – anak lelaki lain, teman – teman laki – laki biasanya main voli, main bola sepak saat istirahat sekolah, namun hanya ragu dan malu yang ada, yang membuatnya mengurungkan keinginannya.
Aneh, ingin tapi malu. Ataukah malu tapi ingin, bingung. Di SD, ada seorang guru laki – laki tegas namun baik dan tegap yang menjadi idola si A. Prestasi si A di SD cenderung bagus dan beberapa kali sering jadi wakil untuk mengikuti lomba antar sekolah. Ketertarikan pada lelaki sepertinya terjadi saat kelas 6. Saat itu dia menemukan iklan underwear pria dengan model pria pada sebuah majalah. Semua berjalan begitu saja, si A belum sadar dirinya ‘berbeda’.
Saat di SMP, pergaulannya agak imbang antara teman laki – laki dan perempuan, namun di sini mulai menunjukkan kecenderungan untuk menjauhi pergaulan, minder. Si A lebih nyambung kalau diajak ngobrol gosip artis daripada kabar sepakbola. Sikap egois sebagai laki – lakinya agak nampak mungkin karena lonjokan hormon remaja. Namun lagi – lagi bisa dibilang dia gagal melalui masa awal pubertas.
Walau bisa dikatakan prestasi akademik bagus, ikut beberapa organisasi siswa, dan satu kali ikut lomba antar sekolah, namun untuk pergaulan payah, jarang berkomunikasi di kelas, bel pulang sekolah ya langsung pulang ke rumah tidak ada pikiran untuk nongkrong atau jalan – jalan bareng teman, dipikir – pikir sih dia begitu karena tidak ada yang mengarahkan perkembangan sosialnya.
Lalu bagaimana dengan pengalaman seksualnya? Pengalaman seksual hanya sebatas membayangkan lelaki telanjang, bacaan seks, berulangkali melihat gambar iklan model underwear pria yang berhasil dia gunting dan disimpan di tempat tersembunyi. Menggambar tubuh lelaki, kadang ngintip lelaki mandi. Aktivitas lainnya dia mulai mengenal onani dan hampir tiap hari dilakukannya. Yang agak aneh, si A nyaman bergaul dengan temannya yang kemayu namun pernah saat tidur bareng, teman kemayunya tersebut menggerayangi si A, malah si A merasa jijik. Pikir si A, ia tertariknya dengan lelaki macho bukan kepada yang kemayu begitu.
Ngomong-ngomong, apakah si A ada hasrat kepada perempuan? Ada. Waktu itu di SMP ada teman perempuannya yang cantik, pintar, dan pandai menyanyi. Langsung jadi idolanya dan itu jatuh cinta pertamanya kepada perempuan. Namun tidak pernah sekalipun terucap kata cinta, lagi – lagi karena si A adalah pemalu.
Usia SMA, prestasi masih sepuluh besar di kelas, namun untuk lomba antar sekolah tidak ada yang diikuti, minder-nya makin parah. Organisasi yang dikuti cuma dua macam, rohis dan satu lagi. Untuk rohis bisa dibilang panggilan hati, namun kadang jadi tameng untuk menutupi keminderannya kepada perempuan dan ketidaktertarikannya kepada mereka. Anggota rohis yang ‘agak doyan’ perempuan justru ‘diceramahi’, wah pikir si A, “saya sih aman”.
Sampai usia SMA ini dia belum sadar akan kelainan orientasi seksualnya, dia belum mengenal istilah homoseksual, namun kejadian demi kejadian yang berulang terus menguatkan ketertarikannya pada laki – laki. Dia mulai mengamati, di SMA banyak teman, kakak kelas, dan adik kelas yang ganteng. Kalau berpapasan selalu ada rasa ‘ser,,,ser’ di dada, sampai kadang refleks menelan ludah. Mengapa begitu ya?
Lulus SMA, masuk perguruan tinggi. Selama kuliah walaupun tidak berprestasi maksimal, namun termasuk bagus skor IPK-nya. Di tingkat satu, ada berita santer bahwa seorang mahasiswa homoseksual terang – terangan mengaku menyukai dosennya. Glek, kok bisa seberani itu. Itu kan seperti hasrat si A namun si A tidak akan seberani itu. Mulailah timbul rasa penasaran mencari berita dari internet tentang kelainan orientasi seksual, memangnya ada ya lelaki homoseksual selain si A.
Akses internet mulai dikenal si A, disela mengerjakan tugas kuliah seringkali dia menjelajah situs porno pria dan melihat gambar xxx (tdk perlu dijelaskan). Bahkan sering lupa waktu, tugas belum kelar, eh biaya rental warnet malah tersedot untuk kebiasaan jelek ini. Belum ada teman – temannya yang tahu akan kebiasaan jeleknya ini, setidaknya tidak ada yang diberitahu, karena si A adalah tipe penyendiri dan tidak berani bergaul.
Yang makin parah saat tinggal serumah dengan mahasiswa laki – laki beberapa orang, dia mulai berani bergerilya saat temannya terlelap tidur. Dilakukannya tes kebiasaan tidurnya dan sepulas apa tidurnya. Dengan alasan ingin tidur bareng satu ranjang, nantinya saat temannya terlelap tangannya berani pegang – pegang bagian tubuh temannya. Di lain waktu, teman lainnya jadi target berikutnya. Kadang saat naik motor berboncengan, si A duduk di jok belakang, dirapatkan tubuhnya serapat – rapatnya (modus). Kalau ditanya, ” Saya sedang kedinginan”.
Sering juga terpikir mencari perkumpulan mahasiswa homo (himaho) tapi tidak ketemu (alhamdulillah masih diselamatkan, kalau masuk perkumpulan tersebut mungkin si A akan terjerumus lebih jauh). Di masa kuliah, si A mulai ikut bermain sepakbola walau cuma sebatas permainan senggang, pernah ikut naik gunung juga. Ada hasrat untku menjadi model, dengan tampilan kurus mungkin cocoknya jadi model androgini (model lelaki tapi berpenampilan perempuan,,, glek wakwaw), tapi tidak kesampaian, lagi – lagi karena pemalu / ragu – ragu dan alhamdulillah sekarang sih berpikir kalau jadi model beneran nanti pergaulan bakal parah.
Lulus kuliah, bekerja. Di masa – masa bekerja makin parah. Pokoknya secara tampilan luar, si A adalah pemalu dan canggungan orangnya. Tetapi di malam hari, bergerilya mencari ‘mangsa’ pemuas nafsunya. Korbannya teman – teman satu kontrakan. Seperti sebelumnya yang dilakukan pertama adalah tes keterlelapan tidur, kalau tidak gampang bangun, ini nih ketemu target. Yang dilakukannya, mulai dari menggerayangi, melorotin celana, menatap dan perbuatan tidak senonoh kepada teman, menindih tubuh, ngintip mandi, tapi tidak sampai melakukan anal seks. Parah kalau anal seks bisa ketahuan, berabe pikir si A.
Akses situs dan gambar pria dewasa di internet jangan ditanya lagi, itu pun sudah parah, hampir tiap malam. Akhirnya tidak sadar umur makin tua, saudara – saudara sudah menikah, sedangkan si A pacar (target) pun belum ada. Sempat di awal kerja diperkenalkan dengan perempuan namun dengan alasan kota berjauhan si A tolak secara halus. Ada juga gadis lain yang coba mendekati, lagi – lagi dijauhi. Teman – teman sering menawarkan untuk memperkenalkan teman perempuannya, namun si A sepertinya hilang hasrat kepada perempuan.
Ragu, bingung, antara ingin tapi sepertinya tidak akan mampu mencintai, takut perempuan tersebut kecewa menemukan lelakinya punya kelainan orientasi seksual. Ada juga gebetan dua orang, yang satu tidak pernah tahu bahwa si A suka dia, akhirnya menikah duluan kalau tidak salah tahun 2012 (nyesek dah), lalu yang satu lagi tahun 2014 dengan membulatkan keberanian akhirnya si A mengungkapkan kesukaannya dan melamarnya, tapi jawabannya, “kita teman tapi belum saling mengenal jauh karena sebelumnya sudah pernah loss kontak lagipula sudah ada laki – laki yang melamar”, (jeb,,, dada si A serasa dipukul keras).
Di tahun 2014 tersebut si A mulai bertanya – tanya tentang jati diri, sifat dan karakter dirinya sendiri. Mengapa si A pemalu, canggungan, dan mengapa punya kelainan orientasi seksual. Pernah ada keinginan kuat untuk hipnoterapi dengan biaya Rp 1,5 juta dua kali pertemuan. Teman ada yang bilang, hipnoterapi hanya berefek sesaat, yang penting adalah keinginan untuk berubah dari diri sendiri dan diusahakan berada di lingkungan yang kondisinya mendukung untuk berubah. Nasehatnya lagi, jangan menyalahkan orang tua karena mungkin cara didik orang tua dulu terkait dengan kesibukan mereka karena himpitan ekonomi. Sekarang diri kita yang jadi agen perubahan, suatu saat jika punya anak, didiklah dengan cara yang baik.
Di saat pencarian jati diri itu, si A menemukan situs tentang homoseksual tapi isinya membimbing untuk keluar dari ketidaknyamanan orientasi seksual. Si A akhirnya mengontak pengelolanya (Bang Sinyo Egie) dan berkonsultasi.
Waktu pertama konsultasi umur si A 29 tahun, si A bercerita kondisi saat itu sekitar 80% suka pria, dan 20% suka wanita. Namun kesukaan kepada wanita hanya sebatas suka penampilannya, suka kelembutannya, tapi tidak ada gejolak seksual. Sampai beberapa lama setelah konsultasi, mulai ada perubahan pandangan dan cara berpikir tentang orientasi seksualnya. Emosi dan hasrat sesaat bisa dikendalikan dan akhirnya si A bisa memiliki hasrat kepada perempuan, calon istrinya dan menikahlah mereka.
Dari cerita ini, si A dikategorikan murni homoseksual ataukah biseksual? Sepertinya biseksual, namun karena sekian lama hasrat kepada perempuannya tidak tersalurkan akhirnya tenggelam oleh hasratnya kepada lelaki. Dengan cara pikir yang tepat, hasrat kepada perempuan bisa dibangkitkan lagi dan harus terus dijaga. Karena berulangkali hasrat kepada lelaki sering timbul manakala melihat lelaki ganteng dan tegap. Astaghfirullah, di situlah perjuangannya.
Semoga ALLAH menjadikan kita semua istiqomah di jalan-Nya. Dan semoga cerita ini bermanfaat. Saat ini si A mencintai istri dan istri mencintainya. Yang perlu diresapkan ke dalam hati adalah jagalah anugerah sekecil apapun yang telah ALLAH berikan, jangan mau dijerumuskan setan dan nafsu, tumbuhkan terus cinta kepada istri dan kepada kebaikan.
Si A, Mei 2015
*Update 23 Januari 2018: 2 bulan setelah menikah akhirnya saya cerita ke istri bahwa saya SSA. Istri kaget namun alhamdulillah tetap menerima saya utuh dan jarang mengungkit SSA saya.
Semakin ALLAH memberimu ujian padamu menandakan bahwa ALLAH sayang padamu, ALLAH ingin kamu selalu dekat denganNYA dengan selalu mengingat ALLAH dan muhasabah diri apakah selama ini iman saya sudah benar, apakah islam saya sudah benar. Jangan pernah lelah untuk selalu berdoa kepada ALLAH memohon pertolongan dan hidayah sampai ALLAH kabulkan.
Sebuah kisah kekuatan doa.
Simak kisahnya
Kehidupan di dunia ini hanyalah main main dan sendau gurau belaka. Kampung akhirat itulah kehidupan yang sesungguhnya.Jika kamu orang bertakwa jika kamu orang beriman dan jika kamu orang yang mengerti.Kesenangan hidup di dunia itu sementara, begitu juga kesusahan hidup di dunia hanyalah sementara.
Setiap insan pasti akan diuji oleh Tuhan Nya. Untuk mengetahui siapa saja yang benar-benar beriman dan bertakwa pada Nya.Tak terkecuali ujian SSA (same-sex attraction) ini. Banyak teori, penelitian ilmiah dan berbagai macam dugaan dugaan tentang penyebab terjadinya seseorang menjadi SSA. Oke kami tidak menafikan itu, karena mereka memang bicara sesuai kompetensinya.
Awalnya memang kami terus mencari berbagai informasi tentang penyebab SSA ini. Kami sangat haus akan informasi itu, setiap ada yang berhubungan dengan SSA kami langsung konsumsi dengan lahapnya. Meskipun kami harus sembunyi-sembunyi didalam menggali informasi itu.
Waktu berjalan membuat kami lelah malah hampir putus asa, kenapa kami beda dan dapat ujian yang aneh ini?
Baca artikel tentang obat berupa pil yang mampu menyembuhkan homosexual menjadi heterosexual. Wow mayoritas yang komentar hampir seragam “Jika benar obat itu bisa menyembuhkan homosexual, maka saya lah orang pertama yang akan membelinya”
Wow harganya berapa, kami orang lemah financial tapi ingin sembuh juga. Bagaimana bisa membelinya? Putus asa? Ya sangat putus asa. Berpikir untuk mengakhiri hidup itu sering. Tapi kami takut sama Tuhan, kami terlanjur jadi orang paham agama sehingga iman kami masih kuat. Terima kasih Tuhan telah melahirkan kami di Indonesia yang mayoritas Islam.
Mencoba untuk bunuh diri? Alhamdulillah belum pernah.
Mungkin sudah skenario dari Nya, kami pun dipertemukan dengan layanan ini. Proses pertemuan yang panjang yang menguras banyak energi dan waktu. Tuhan maha baik, tapi Tuhan juga tidak memanjakan hamba Nya. Setelah lama berikhtiar berdoa berusaha akhirnya pertolongan itu datang juga melalui pelayanan ini.
Disini mampu mengubah mindset kami, yang dulu kami anggap SSA ini merupakan bentuk ketidakadilan Tuhan pada kami, bentuk kedzaliman Tuhan pada kami. Kini kami anggap bahwa SSA ini merupakan bentuk kasih sayang Tuhan pada kami agar kami selalu dekat pada Nya. Walaupun caranya melalui ujian yang tidak mudah ini.
Selama ini yang kami tahu hanya ada dua kubu.
Kubu pertama mereka yang pro dengan homosexual dengan berbagai macam dalil untuk mencari pembenaran. Hak azasi, kebebasan, demokrasi, naluri dan lain sebagainya.
Oh angin ini sangat sesuai dengan hawa nafsu kami. Kami ingin bergabung bersama mereka. Tapi apa yang terjadi? Hati kami menolak, ini tidak sesuai dengan ajaran agama kami. Ini salah ini haram ini menjijikan. Aku pilih ikut perintah agama saja.
Kubu kedua mereka yang kontra yang serta merta melarang terhadap homosexual. Dengan berbagai dalil agama mereka mengharamkan, melarang dan membeci perbuatan itu. Seolah-olah kami sangat hina.Dan memang sangat hina jika sampai jadi praktisi. Tapi kami belum berbuat apa-apa. Kami bingung.
Ya kami juga setuju, toh semua agama juga mengharamkannya. Tapi bukan itu juga yang kami harapkan. Kami sudah tau itu haram kami tau agama, yang kami butuhkan adalah solusi.
Ya solusi, bukan caci maki bukan pula yang pro aksi.
Menikah.
Menikah? Hahaha
Aku benci kata itu, aku tidak suka titik. Meskipun SSA ini aku sadari sejak masih di bangku SD berlanjut di SMP hingga SMA, tapi aku benci materi menikah justru di pengajian-pengajian.Aku sengaja menyibukan diri ikut pengajian ini, halaqoh itu, harakah ini dan majlis taklim itu, tujuannya agar aku jadi sholeh, alim santri yang baik.
Dengan begitu aku bisa menutupi SSA ini dengan tidak pacaran. Anak pengajian tidak pacaran, wajar dan ini dijadikan sebagai tameng. Anak biasa, gak ngaji, gaul abis tidak pacaran, wah aku bisa dibully yang macam-macam. Bagi aku wanita itu seperti bola, ya bola, sama-sama tidak ku suka sama-sama tidak menarik hatiku.
Sementara aku sangat aman bersembunyi dibalik pengajian. Namanya pengajian ya mengajarkan Al-Quran dan Hadits tak terkecuali menikah. Aduh ketemu tema menikah, aku alergi, benci, kenapa mesti bahas tema ini?
Pernah juga dapat tugas makalah dari dosen yang materinya menikah. Aku harus presentasi di depan kelas menjelaskan soal menikah yang mana materi ini sangat aku benci. Bagaimana tidak benci, wong aku tidak mungkin bisa menikah, syahwat terhadap wanita saja aku tidak punya.
Apalah aku harus menikah dengan orang yang aku cintai? Oh sangat tidak mungkin, Soalnya orang yang aku cintai itu dari jenis aku sendiri.Seorang pria dewasa yang tampan gagah tegap harum bersih dan rapi bajunya. Mana boleh dari sudut adat, negara apalagi agama, haram.Tapi namanya aku, sang SSA yang jago bersandiwara, aku pun presentasi di kelas dengan sempurna. Aku menguasai materi, dapat menjawab pertanyaan dari teman dengan baik.
Kembali ke pengajian.
” Bagi para ikhwan yang sudah siap menikah, silakan mengisi formulir untuk taaruf” kata murobbi aku. Jeeeggeerr…!!! ” yah menikah lagi, Ustadz ini tidak tau aku ini tidak suka sama wanita, bagaimana aku mau nikah? ” Dalam hatiku. Aku takut jika nekat menikah, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis istriku. Dampaknya rumah tangga ku bisa hancur, nama baikku bisa tercemar karena bisa dicap sang pria lemah syahwat, sepanjang aku tidak jujur sebagai SSA.
Takut, khawatir, gelisah, galau, merana campur aduk, itulah Perasaan ku sebelum aku menikah. Bertemu layanan ini yang sudah aku jelaskan di note I. Layanan ini merubah mindset ku.
Setelah mendapat banyak bimbingan dari pak Sinyo aku terus meyakinkan diri bahwa aku bisa menikah. Aku baca testimony para SSA yang sudah sukses dalam pernikahannya, aku baca di milis hijrah euy. Di milis ini aku seperti menemukan obat pil yang selama ini aku cari. Tentang milis hijrah euy bisa googling sendiri. Testimony nya luar biasa, banyak keajaiban-keajaiban diluar dugaan setelah mereka nikah. Ada yang sukses di malam pertama, ada yang dibilang hebat sama istrinya dan masih banyak lagi yang lainnya, yang intinya itu sangat memotivasi aku menyakinkan ku untuk maju menikah.
Pak Sinyo, semoga Allah selalu merahmati beliau dan keluarganya. Beliau tak bosan-bosannya meyakinkan aku, bahwa aku bisa menikah, bisa menjadi imam yang sempurna.
“Pak aku mau nikah sama akhwat yang SSA saja, yang mana akhwat itu juga punya tekad menjadi heterosexual yang ingin tetap di jalan Allah, jadi kan aku dan dia enak bisa saling pengertian dan mencari solusi bersama” kata aku ke pak Sinyo.
” Kekekeke, kamu lucu dek, ntar kamu yang nyuci baju, sementara istri mu naik atap benerin genteng yang bojor” canda pak sinyo dengan aksennya yang medok jawa.
Ketakutan, kekhawatiran apakah selamanya hanya akan jadi sebuah Ketakutan, tanpa adanya tindakan keberanian? Orang dikatakan pemberani itu karena dia punya rasa takut. Coba kalau tidak punya rasa takut, lalu melangkah itu biasa bukan pemberani namanya.
Aku sangat takut menikah, tapi akhirnya aku menikah, ini baru bisa disebut pemberani. Dan akhirnya aku pun menikah.
Kacaukah rumah tangga ku? Alhamdulillah tidak, malah sangat harmonis. Aku bahagia istriku pun sangat bahagia. Istri ku puas dengan servis ku.
Kamu mampu memuaskan istri mu?
Ya tapi aku tidak sendirian, aku ditolong oleh Allah SWT dan ditolong oleh doa doa orang yang ikhlas mendoakan aku baik yang tau aku SSA maupun yang tidak tau.
“Keajaiban-keajaiban di ranjang pengantin SSA”
Perasaan saya saat itu campur aduk, ada senang ada takut. Senang karena besok saya mau menikah, takut karena saya akan menghadapi ujian yang sangat berat yaitu malam pertama atau bulan madu.
Bagi kalangan heterosexual saja, malam pertama katanya sangat menegangkan apalagi saya yang SSA, ini tidak mudah bagaikan mau ujian skripsi saja.
Alhamdulillah acara pernikahan yang sangat sederhana akhirnya selesai juga. Tidak ada pesta tidak ada pengeras suara layaknya hajatan pada umumnya. Disamping memang kami lemah financial juga kami ingin melaksanakan yang wajib dan sunah saja tidak ingin mengikuti adat masyarakat yang bikin ribet dan boros biaya. Akad nikah berlangsung di KUA, di kampung kami memang wajib menikah di KUA tidak boleh petugas KUA dipanggil ke rumah, ini tujuannya untuk menghindari praktek korupsi.
Tetapnya tanggal 9 syawal kami menikah, Alhamdulillah kami mendapat jadwal pertama yaitu jam 07.00 pagi. Sementara di luar Kantor banyak pasangan pengantin yang mengantri giliran, maklum musim lebaran banyak yang menikah.Selepas akad nikah kami pulang ke rumah dilanjutkan dengan menerima para tetamu yang hadir untuk kondangan, mendoakan dan memberi restu dan malamnya bada isya diadakan walimahan.
Malam pertama kami sudah komitmen untuk tidak melakukan apa-apa kecuali sholat sunah dua rakaat bersama sebelum tidur. Malam kedua adalah malam yang sangat menegangkan bagi saya, entah bagi istri saya, saya tidak tahu, mungkin dia juga tegang.
Teman Facebook saya yang SSA yang sudah menikah pernah memberikan tips saran kepada saya agar di malam pertama saya sukses saya dianjurkan minum obat perangsang, obat kuat dan membaca, melihat atau menonton konten porno yang mampu membangkitkan syahwat saya.Tapi saya tidak minum obat apa pun saya hanya membuka internet untuk searching konten yang saya maksud.
Istri saya masih di kamar kecil, mungkin dia sedang mempersiapkan diri untuk melayani suami nya. Sementara saya menunggu di kamar yang masih terus merangsang diri dengan melihat konten dewasa di hp saya.
Ada yang aneh dengan respon saya, biasanya saya sangat sensitif bila melihat konten dewasa, maaf punya saya langsung on, tapi apa yang terjadi di malam itu? Punya saya sama sekali tidak bisa on, ya Allah tolong hamba Mu istri ku sebentar lagi masuk kamar sedangkan aku masih belum on.”
Assalaamualaikum mas ” ucap salam dari istri saya sambil membuka pintu kamar. ” Waalaikum salam ” jawab saya sambil buru-buru mematikan hp.
Masya Allah Istri saya memakai pakaian dalam yang sangat seksi, dia terlihat sangat cantik, mungkin dia ingin memuaskan suami yang sangat dicintainya. Walaupun suaminya sama sekali tidak menginginkan tubuhnya.” kasihan sekali istri saya, dia sudah sangat siap dengan ibadah ini, sedangkan saya sama sekali tidak menginginkan nya ” kata saya dalam hati.
Kemudian istri saya mematikan lampu dan diganti dengan lampu kecil yang cahayanya redup-redup. Lalu dia tiduran di samping saya.Tanpa kata tanpa tindakan apa-apa, kami cuma saling diam, maklum pengantin baru masih malu-malu, bagi istri saya mungkin gengsi sebagai wanita memulai dulu. Bagi saya karena saya belum yakin bisa.
Tiba-tiba tangan istri saya diletakan di dada saya. Tahukah apa yang terjadi? Punya saya langsung on, ini diluar dugaan, ini tidak seperti biasanya, saya sama sekali tidak bergetar jika disentuh oleh wanita, tapi malam ini saya bisa on.
Ucap syukur Alhamdulillah saya dalam hati. Terima kasih ya Allah, Terima kasih buat semua doa doa dari teman dan keluarga. Setiap selesai sholat saya selalu berdoa.” Ya Allah sukseskanlah saya di malam pertama dan di malam-malam selanjutnya.
“Mengetahui punya saya sudah on, saya langsung melanjutkan tahap berikutnya yaitu pemanasan demi pemanasan yang agama ajarkan. Setelah pemanasan yang cukup lama dan kelihatannya istri saya sudah siap, saya Lancar ke tahap inti.
Aku menyebutnya ini sebuah keajaiban doa, sejarah hidup telah terukir di malam penuh horor dan nikmat ini. Alhamdulillah ternyata saya bisa melakukannya, sungguh sebuah kekhawatiran yang selama ini menghantui pikiran saya telah sirna dan diganti oleh Allah dengan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Saya sangat mendominasi permainan sampai-sampai istri saya kewalahan, saya sangat bangga akhirnya saya lulus dan sukses.
Ada teman yang bertanya di inbok. ” Apa yang dibayangkan mas, ketika sedang bercinta dengan Istri mas, apakah mas membayangkan sosok pria idamannya atau bagaimana?
“Saya pun membalas inboknya. ” yang saya lakukan adalah saya terus mensugesti diri bahwa saya ini normal, saya ini lelaki sejati, saya ini jantan perkasa. Keyakinan ini terus saya tanam, dampaknya sangat luar biasa, saya bisa menjadi yang saya yakinkan itu.
“Ibarat kita minum obat, jika yakin obat itu mampu menyembuhkan sakit saya, maka bangun tidur kita sehat dan sebaliknya jika kita tidak yakin obat ini mampu menyembuhkan maka kita akan tetap sakit. Saya berpikir seperti pelacur, meminjam istilah yang saya baca di sebuah artikel. Jika pelacur bercinta karena tujuan uang, maka saya bercinta karena tujuan niat ibadah kepada Allah.
Persamaannya, sama -sama tidak menginginkan. Perbedaannya, jika pelacur itu money oriented, sedangkan saya Allah oriented.
Berarti mas sudah sembuh dari SSA? Oh tidak semudah itu, rasa SSA ini masih sangat kuat di dalam diri ini. Semoga suatu saat bener-bener sembuh, Aamiin ya Allah.
Maksud dari tulisan ini yaitu untuk menyemangati para galauer agar yakin akan kekuatan doa. Agar tidak takut untuk maju ke pernikahan, agar mampu bersabar menjaga diri demi yang halal dan Allah ridhoi. Jika tulisan ini bermanfaat, silakan ambil yang positifnya dan don’t try yang negatifnya. Jika tulisan ini terlalu vulgar dan tidak pantas, silakan admin delete note ini segera. Saya hanya ingin berbagi pengalaman, semoga ada ilmu yang bisa di petik.
Penulis sekaligus pelaku : Hamba Allah, 27 april 2015
Masih ingat dengan kaum Nabi Luth? Sebagian dari kita mungkin masih keheranan, bagaimana bisa semua laki-laki kaum Nabi Luth yang awal mulanya heteroseksual kemudian hanya mau melakukan hubungan seksual sesama jenis (berorientasi seksual homoseksual atau same sex attraction).
Nah, ini salah satu kisah nyata yang akan membuka mata Anda bahwa suami, saudara laki-laki, ayah, kakek, atau siapa saja yang tadinya berorientasi heteroseksual bisa menjadi homoseksual (ssa = same sex attraction). Ini hanyalah salah satu contoh saja, masih banyak orang di luar sana yang serupa dan terjadi juga pada wanita.
Simak kisahnya
Ada beberapa rekan yang bertanya proses taubat, bagaimana saya terlibat SSA, dan sebagainya, untuk itu dengan niat mudah – mudahan jadi inspirasi bagi sahabat, disini izinkan saya bercerita.
Dulu saya seperti laki – laki kebanyakan, biasa saja, suka sama cewek, kecil – kecil dulu juga sering mandi toples bahkan bugi* sesama cowok di empang. Di kampung tidak ada kasus mengarah ke SSA, bahkan saya juga sering iseng dengan teman – teman ngintip cewek mandi
Soal keluarga, saya mungkin termasuk kurang beruntung, punya bapak yang maniak kawin, sampai saya sendiri tidak hafal nama – nama ibu tiri, tapi tidak begitu berpengaruh sama kecenderungan SSA menurut saya, soalnya waktu saya hidup di lingkungan keluarga seperti itu tidak ada kecenderungan untuk tertarik dengan cowok.
Pertengahan 1990an saya kuliah jauh dari kampung, di sini saya mulai agak bebas, memang waktu SMA saya juga ada pacaran, tapi biasa – biasa saja. Waktu kuliah saya pacaran agak ekstrem kelewat batas, yah namanya juga mungkin puber anak kampung pergi ke kota, tapi saya tidak sampai ML dengan cewek, tapi memang pacarannya kelewat batas, saya dulu paling suka di or** (maaf bukan maksud porno).
Kemudian saya putus dengan pacar, ini buat saya agak stres, karena mungkin sudah terbiasa lepas syahwat, tau – tau tidak ada lagi waktu itu, saya jadi sering onani, terus juga mulai zaman – zaman internet, sering buka – buka situs porno, sampai kenal dengan fasilitas chatting MiRC. Di MiRC inilah awal SSA saya, saya ketemu dengan remaja tanggung cowok, saya diajak ngesek, awalnya saya nolak, tapi ia menawarkan, saya cukup diam saja, dia yang aktif, dia sudah lama tidak ngul** pen** katanya, disinilah mulainya, saya yang memang lagi tidak bisa mengendalikan nafsu karena ditinggal pacar, tergoda juga, singkat kata akhirnya saya ketagihan dengan SSA, sampai jadi “Top”, ganti – ganti pasangan, dan yang buat saya sering nangis sampai sekarang saya tidak ingat nama dan berapa jumlah cowok yang telah saya f**k, singkat kata saya sampai punya BF, hidup seatap bertahun – tahun lamanya, ada mungkin 7 – 8 tahun seatap.
Kemudian saya dapat penyakit, berobat sampai habis – habisan, inilah titik awal saya taubat, tapi perkenalan dengan agama yang lucu bin goblok, saya dan pasangan SSA waktu itu nekat mencari ustadz yang mau menikahkan kami, berbagai hujatan, hinaan sampai sumpah serapah saya terima, sampai akhirnya ketemu seorang ustadz yang justru tidak marah, menasehati kami tentang SSA.
Ini awal mulai tobat sebenarnya, sambil berobat sakit kelamin, saya ikuti berbagai majelis taklim, susahnya pasangan tidak mau ditinggal, tapi dengan berbagai perjuangan akhirnya bisa juga. Awal proses taubat memang sulit, godaan masih banyak, saya berusaha keras menolak hubungan seks SSA, pelampiasan kembali ke onani dan nonton film porno (tapi bukan porno gay, saya berusaha fokus liat wanita bugi*, aneh memang dan tetap bejat), tapi seiring berjalan waktu keduanya bisa saya tinggalkan. Yang pasti saya menyibukkan diri dengan kajian agama, dan berbagai kegiatan saya ikuti, seperti renang, beladiri, kelas musik, klub motor, dsb.
Di renang saya menemukan pengalaman yang unik, awalnya susah karena di lokasi renang banyak cowok – cowok toples, tapi justru itu ujiannya, awalnya saya jengah, tapi lama – lama terbiasa juga, toh apa yang cowok itu punya saya juga punya, itu pokok pikiran dasarnya.Prosesnya ndak sebentar memang, bertahun, sampai akhirnya saya mantap untuk menikah.
Disini ujian lagi, yang dikenalkan pada saya muslimah baik – baik semua, saya takut tidak pantas. Akhirnya setelah perjuangan panjang saya nekat jujur, karena tidak mau jadi batu sandungan kelak, syukurlah calon menerima waktu itu dan masa kelam SSA saya jadi rahasia rumah tangga kami. Pas menikah dan malam pertama tidak ada masalah, saya bisa melakukan kewajiban sebagai suami dengan baik. Karena jauh sebelum menikah sekita 4 – 5 tahun saya sudah meninggalkan kehidupan SSA.
Kunci perubahan itu dasarnya niat yang kuat untuk mengharap ridho ALLAH Ta’ala dan istiqamah, dan nasehat klasik sibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif, jangan bilang susah kalau tidak melakukannya, kalau hari – hari sudah diisi berbagai kegiatan positif apalagi kegiatan religi, maka hasrat untuk SSA bisa ditepis.
Sekali lagi bagi saya prosesnya tidak sebentar, tapi dengan tekad kuat InsyaALLAH bisa lebih baik. Ingat, kilat yang sekejap saja perlu proses menghasilkan kilat tersebut, apalagi perubahan diri.
Semoga dengan adanya kisah ini dapat memberikan motivasi dan pelajaran bahwa SSA bisa sembuh dan menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya asalkan dibarengi dengan niat yang sungguh – sungguh mengharap ridho ALLAH Ta’ala.
Sebuah pemahaman yang mungkin masih banyak orang belum mengetahuinya. Hal yang berkembang ditengah kita saat ini adalah bahwa ketika ada orang, teman, atau saudara yang mungkin memiliki kelainan dalam orientasi sesksualnya atau SSA maka pasti akan langsung dicap L*BT, padahal tak jarang banyak dari mereka yang mengalami SSA sedang berjuang untuk menuju fitrahnya kembali karena mereka sadar ini adalah sebuah kelainan yang harus segera disembuhkan. Dan kita tidak bisa langsung mencap orang dengan SSA sebagai L*BT tanpa dasar, ada sebab dan indikasinya, tidak semua orang dengan SSA bisa disebut L*BT.
Seperti apa yang terjadi pada pemuda ini yang berusaha untuk keluar dan ingin sembuh dari SSA, semangat dan perjuangannya tidak menghianatinya, akhirnya bisa menjalani kehidupan sesuai dengan fitrahnya dan bisa membina rumah tangga.
Simak kisahnya
Kamu Bukan G*y
Pemuda berusia sekitar 30 tahunan di hadapanku
menangis sesegukan, sesekali dia menengok ke kiri atau belakang merasa
ketakutan jika ada yang mendengar pembicaraan kami di dalam sebuah
masjid.
Dia jauh-jauh datang dari luar kota selama 12 jam
menggunakan mobil pribadi sekadar untuk menemuiku, berkonsultasi karena
sepekan lagi dia akan menikahi seorang gadis. Lelaki ini belum resmi
menjadi klien Peduli Sahabat (PS) dan kemungkinan tidak akan sempat
mengikuti pendampingan secara normal.
“Ada apa kak?” sapaku
kepadanya sebagai basa-basi pembuka, aku sebenarnya sudah tahu apa yang
dia keluhkan lewat chat Whatsapp (WA).
Pemuda gagah itu kemudian
bercerita kalau dirinya mempunyai orientasi homoseksual atau SSA (same
sex attraction), rasanya bingung dan merasa berdosa. Selama ini sudah
berusaha mengubahnya namun selalu gagal padahal sebentar lagi akan
menikah, bagaimana mungkin dirinya akan menafkahi batin sang istri
sementara dia tidak tertarik secara hasrat seks. Dia ingin menjadi orang
baik yang mengikuti peraturan negara, norma masyarakat, dan agama.
Kugali info-info lain dulu sebelum penjelasan soal pendampingan di PS,
apakah pernah jatuh cinta sesama jenis, apakah pernah melakukan seks
sesama jenis, dan lainnya. Hal ini perlu kuketahui karena kalau sampai
dia pernah berhubungan seks sesama jenis bahkan yang paling ringan
sekalipun hanya ciuman maka akan saya minta untuk periksa HIV untuk
berjaga-jaga karena bisa menular lewat anal, v*gin*, dan mulut (jika ada
luka terbuka). Alhamdulillah dia belum pernah mengalami hal-hal yang
saya tanyakan.
Kujelaskan pelan-pelan dengan bahasa yang ringan kepadanya,
“Kak, orientasi seks apapun kalau dalam Islam, sesuai yang PS pahami,
adalah bisikan hati (hadiitsun nafs). Bisikan hati ini bisa salah atau
benar tapi tidak ada hubungannya dengan berpahala atau dosa. Orientasi
seks non-heteroseskual termasuk homoseksual atau SSA memang salah karena
tidak sesuai dengan fitrah namun belum bisa dihitung berdosa karena
bisikan itu di luar kehendak kita. Tidak ada manusia yang bisa
mengendalikan bisikan hati sehingga tentu belum ada beban di sana.
Jangankan bisikan hati, tindakanpun kalau di luar beban manusia walau
salah akan dimaafkan, contohnya kakak makan saat puasa, ya itu salah
tapi tidak akan berdosa kalau kakak makan karena ‘lupa’ bahwa saat itu
sedang berpuasa. Manusia bisa mulai jatuh ke dalam dosa saat bisikan
hati tadi berubah menjadi keinginan/angan-angan (al hamm), niat, dan
tekad (‘azimah) misalnya. Dari bisikan hati bisa langsung berubah
menjadi niat bahkan tekad tanpa melalui angan-angan atau keinginan. Di
tahap keinginan/angan-angan, niat, dan tekad nanti ulama membaginya lagi
menjadi beberapa tingkatan, salah satunya kalau berniat bahkan bertekad
jahat dan dibatalkan karena Allah maka bisa berpahala. Intinya saat
manusia mulai bisa mengendalikan dan memilih benar dan salah maka di
sanalah baru dihitung berpahala atau berdosa dengan berbagai tingkatan.”
Kuhela napas sejenak, laki-laki itu mulai sedikit tenang tidak meneteskan air mata lagi, kulanjutkan penjelasanku kepadanya,
“Jadi kakak ini adalah orang non-heteroseksual yang belum melakukan
tindakan seks sesama jenis. Kutukan Allah dan Rasulullah adalah pada
tindakan (keji) seks sesama jenisnya. kakak juga bukan kaum g*y
(L*BT) karena L*BT adalah identitas seksual non-heteroseksual, selalu
berkaitan dengan tiga hal yaitu UU/peratutan pemerintah (PP
kerajaan/negara), norma masyarakat setempat, dan dogma/kepercayaan
masing-masing individu. L*BT bukan sekedar orientasi seks, tindakan
seks, dan lainnya namun secara keselurhan hidupnya baik secara UU/PP,
norma masyarakat, dan kepercayaan pribadinya. Contoh, ada laki-laki
homoseksual (SSA), dia ingin diakui secara UU/PP, diakui norma
masyarakat, dan kepercayaan pribadinya sebagai sesuatu yang normal, nah
itu dia baru disebut g*y, kalau kakak kan tidak ingin seperti itu
buktinya masih ingin menikah dengan lawan jenis dan punya anak dari
pasangan perempuan sahnya baik secara UU/PP, norma masyarakat Indonesia,
dan agama kakak maka kakak bukan g*y namun laki-laki yang mempunyai
orientasi homoseksual atau SSA”
Pemuda mengangguk pelan dan mulai
memahami siapa dirinya sebenarnya. Kami kemudian membahas tentang apa
saja isi bertahap pendampingan di Peduli Sahabat sekaligus membahas
tentang malam pertama termasuk perbedaan laki-laki dan perempuan.
Kemarin dia mengirim pesan di bawah ini (lihat gambar), sesuatu yang
sudah biasa bagi kami pendamping PS namun untuk si pemuda tadi seperti
oase jernih di tengah padang pasir yang begitu menyegarkan hidupnya.
Mohon doanya bagi klien-klien kami agar beliau menjadi manusia yang
selalu mengikuti fitrah yang telah ditentukan Allah, meredam bisikan
jahat dalam hati yang datangnya dari siapa lagi kalau bukan Iblis
laknatullah.
Citayam, Senin 08 April 2019
Semoga semakin banyak orang dengan SSA yang mendapat pertolongan, petunjuk, dan hidayah dari ALLAH agar kembali menjadi manusia yang sesuai dengan fitrahnya yang telah ditetapkan ALLAH.